Casual Hijab Style, Busana muslim modern

Pages

04 April, 2013

KETULUSAN CINTA YANG MEMADAMKAN "API' IBRAHIM A.S

Katak Pembela Nabi Ibrahim as.

Kisah makhluk lemah ini begitu dramatis. Apalagi berada dalam peta politik sebuah imperium yang tengah bergejolak di zaman Namruz (Nimrod); sang raja lalim yang menghendaki membakar Ibrahim, sang Nabi, alaihissalam.Titah bakar diputuskan setelah Ibrahim dianggap secara sah dan menyakinkan membuat makar. Tak tanggung-tanggung, makar Ibrahim bukanlah soal kekuasaan. Tapi lebih dari itu, Ibrahim mengusik kebenaran mutlak yang dimapankan kekuasaan: soal pencipta semesta raya.

Raja marah besar. Titah pun keluar. Tak bisa diganggu-gugat. Hukuman yang mungkin pertama dalam sejarah pun dilakukan: Ibrahim dibakar hidup-hidup!

Kayu bakar dikumpulkan, tinggi menggunung. Api dinyalakan dan Ibrahim dilesatkan ke episentrum kobaran api. Dalam panasnya api yang memanggang sang Nabi, tak satu pun makhluk yang berani menolong, kecuali seekor katak yg tak tahan melihat Nabi Ibrahim yg dicintainya akan dibakar. Dia tertatih-tatih mendekati gunungan api yang berkobar-kobar. Di temboloknya, sang katak menyimpan air yang tak seberapa yg diambilnya dari sungai dengan susah payah. Tujuannya memercikan air agar api menjadi padam, sehingga menjadi selamatlah sang Nabi.

Apalah daya seekor katak dengan beberapa tetes airnya itu. Alih-alih padam, api sang raja malah terus berkobar membakar sang Nabi. Keinginannya memadamkan api telah gagal. Mungkin kita memandang sia-sia upaya si katak.

Tapi tidak demikian dengan Tuhan. Dia justru menghargai sejumput cinta, jerih payah dan tak menyia-nyiakan niat baik yang muncul dalam sanubari setiap mahkluk-Nya. Begitu pun dengan sang katak. Dengan rasa cinta dan keinginan membela pada sang Nabi, katak dimuliakan Tuhan. Sejak saat itulah muncul larangan membunuh katak.

Titah Tuhan itu terus diberlakukan hingga masa Rasulullah s.a.w. Dengan kata lain, pemberlakukan larangan membunuh katak berlaku hingga akhir zaman; perbuatan baik seekor katak membuat Tuhan memuliakan seluruh golongan katak.

Ada lebih dari 20 hadits pelarangan Nabi saw membunuh katak, sehingga para sahabat datang kepada Rasul saw, mengajukan pertanyaan..
" ada katanya jenis obat tapi diambil dari katak, harus membunuh katak" & Rasul saw melarangnya..."Jangan jadkan pengobatan dari katak, kenapa? karena katak dilindungi sampai dengan akhir zaman, kenapa? karena satu diantaranya pernah ingin menyelamatkan nabi Ibrahim as."

Lihatlah, Allah menghargai keinginan mulia, walaupun tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun tidak bisa merubah keadaan, tetapi keinginan mulia yg diiringi rasa cinta yg penuh ketulusan, tetap dilihat & dihargai oleh Allah.

Karena 'Jalan Cinta' yg dilakukan oleh seekor katak, membuat seluruh katak dimuliakan oleh Allah sampai dengan akhir zaman..
♥....