Hampi selama 1 bulan terakhir ini kami dibanjiri oleh pertanyaan yang sama, Memang apa sih bedanya antara Reseller dan Dropshipper....
Jujur tadinya kami mengira, pertanyaan tersebut untuk sebagian kecil orang saja. Tapi ternyata banyak sekali sahabat /Rhine lovers yang masih rancu antara definisi, pengertian Reseller dan Dropshipper.
Dropshipper adalah metode ritel di mana Anda tidak mempunyai persedian stok. Sebaliknya, Anda bermitra dengan Grosir/Produsen yang sudah mempunyai stok persediaan produk.
Anda mentransfer pesanan pelanggan dan rincian pengiriman kepada mereka (Grosir/Produsen), dan mereka mengirimkan barang langsung kepada pelanggan.
Manfaat terbesar dari Dropshipper adalah:
1. Anda tidak perlu khawatir tentang isu-isu stok barang atau inventaris.
2. Tidak memerlukan "modal" yang terlalu besar
3. Resiko bisnis yang tidak terlalu besar (karena tidak terbebani oleh stok barang)
Kelemahan Dropshipper:
1. kalau barangnya sangat "laris" dan karena tidak ada stok (pada dropshipper) kemungkinan barang/produk habis karena dibeli/distok oleh reseller.
5. Margin keuntungan dibawah reseller (sesuai lah yaa, antara "pengorbanan" dan hasil...)
Dropshipper ini dilakukan secara online (jualannya dengan webstore/blog atau FB Page) atau dengan cara offline dengan katalog fisik/ printout produk. Atau modifikasi keduanya.
Reseller adalah perusahaan atau individu (pedagang) yang membeli barang atau jasa dengan tujuan menjual produk/jasa tsb. Disini pembeli/reseller harus men-stok barang yang dibelinya.
Manfaat Reseller:
1. Stok barang "terjamin"
2. Margin yang lumayan besar
3. Bisa "menguasai" pasar untuk daerah tertentu (kalau memang penjualannya sangat bagus dan ini memang ditentukan oleh banyak faktor
4. Bisa langsung bertransaksi kepada konsumen karena sudah mempunyai stok
Kelemahan:
1. Perlu Modal yang cukup besar, karena harus stok barang dalam jumlah yang "memadai". Kalau stok barangnya terlalu sedikit "kurang" menarik konsumen
2. Kemungkinan stok yang "menumpuk"
3. Perlu "tempat" khusus untuk persediaan barang/stok
So, Dropshipper bagian dari Reseller (Dropshipper subset dari Reseller). Reseller Bisa menjadi Grosir yang bermitra dengan banyak Dropshipper.
Produsen (Dalam hal ini RHINE BUTIK HIJAB), bisa merangkap menjadi grosir. Pada tahapan tertentu, produsen benar-benar harus fokus dan tidak lagi menjadi grosir (agar fokus dan bisa menghasilkan produk yang berkualitas).
Rhine Butik Hijab, mempunyai beberapa Reseller (Reseller ini bisa menjadi Grosir, kalau memang penjualannya sangat bagus dan pesanannya juga dalam jumlah yang besar). Reseller ini ada yang langsung ke konsumen/ end user atau sebagai grosir (yang juga mempunyai banyak dropshipper atau reseller lain di bawahnya).
Semuanya tergantung dari skala bisnis yang "mampu" kita perankan saat ini (rumusnya Kemudahan Dan Kesempatan yang Dia Sang Pemberi Rezqi berikan kepada kita per saat ini). Tidak perlu terlalu berangan-angan tinggi tapi tidak berbuat apa-apa (capekk dech...). Yang penting FOKUS, FOKUS & FOKUS.
Kita niatkan semuanya dalam rangka "proses" pengenalan DIRI lebih lanjut dan lebih dalam (siapa kita, apa kekurangan kita, apa yang cocok untuk kita jalani, apakah kita cocok menjadi "pedagang", kelemahan-kelemahan kita, sifat-sifat buruk kita, dsb). Kalau urusan "takaran" (banyak/sedikitnya) rezqi yang akan kita peroleh itu merupakan Hak Prerogratif Sang Rabbul 'Alamiin.
Okay Sahabat, semoga bermanfaat yaa...
23 April, 2013
18 April, 2013
UNTUK PARA PENCARI SEJATI..... "KARSA" GUSTI ALLAH SWT KEPADA HARI JUM'AT

Allahumma Shalli 'ala Sayyidiina wa habibina wa syafiina Muhammad wa 'ala alii Sayyidina Muhammad Kama Shallaita 'ala sayyidina Ibrahim wa 'ala ali sayyidina Ibrahim .
Wa barik 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad kama barakta 'ala Sayyidina Ibrahim wa 'ala ali Sayyidina Ibrahim. Innaka hamiidum majiid....
Undang-undang dan hikmah Allah menuntut
untuk mengutamakan sebagian makhluk-Nya di atas sebagian yang lain.
Maka, Allah pun mengutamakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan memilih
sebagian mereka menjadi Nabi dan memuliakannya mengemban risalah
kerasulan. Lalu, Allah mengistimewakan lima orang Nabi dan Rasul
pilihan-Nya untuk menempati derajat ulul azmi dengan pemuliaan yang
lebih lagi, selanjutnya, Allah menjadikan Nabi dan Rasul terkasih-Nya,
Muhammad sebagai sayyidul anbiya’ wal mursalin, penghulu para Nabi dan Rasul.
Allah juga mengutamakan beberapa tempat
atas tempat yang lain. Misalnya, Mekah Al-Mukarramah dan Madinah
Al-Munawwarah. Allah juga mengutamakan sebagian masa dan waktu atas
sebagian yang lain. Allah pun menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan
yang paling utama dan paling mulia. Sebab, di dalamnya terdapat satu
malam yang nilainya lebih baik daripada seribu bulan. Selain itu, Allah
menjadikan hari Kurban dan hari Arafah sebagai hari yang paling utama
dalam setahun, serta menjadikan hari Jum’at sebagai hari yang paling
utama dalam sepekan. Karena itu, Allah mengistimewakan hari Jum’at
dengan berbagai keutamaan sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam melalui sabdanya. Maka sudah seyogyanya
kita mengagungkan, menghormati, memuliakan dan mengistimewakan hari
Jum’at ini dengan berbagai macam bentuk ibadah.
Di antara keutamaan dan keistimewaan hari Jum’at adalah :1. Hari Jum’at adalah hari terbaik
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ « خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا
وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ »
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik
dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari Jum’at. Pada hari itu
Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga,
serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi.” (HR. Muslim nomor 854)
2. Hari Jumat merupakan hari raya tiap pekan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ فِي جُمُعَةٍ مِنَ الْجُمَعِ: مَعَاشِرَ
الْمُسْلِمِينَ،”إِنَّ هَذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللَّهُ لَكُمْ عِيدًا،
فَاغْتَسِلُوا، وَعَلَيْكُمْ بِالسِّوَاكِ”
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasululla Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada hari Jum’at, “Wahai
kaum muslimin, sesungguhnya hari ini adalah hari yang dijadikan oleh
Allah sebagai hari raya untuk kalian. Karena itu, mandi dan
bersiwaklah.” (HR. Ath-Thabrani nomor 3433)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ يَوْمُ عِيدٍ، فَلاَ تَجْعَلُوا
يَوْمَ عِيدِكُمْ يَوْمَ صِيَامِكُمْ، إِلاَّ أَنْ تَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ
بَعْدَهُ.
“Sesungguhnya, hari Jumat adalah
hari raya. Karena itu, janganlah kalian jadikan hari raya kalian ini
sebagai hari untuk berpuasa, kecuali jika kalian berpuasa sebelum atau
sesudahnya.” (HR. Ahmad nomor 8012).
3. Hari Jumat merupakan “yaumul mazid” (hari tambahan) bagi penduduk surga
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu;
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril pernah
mendatangiku, dan di tangannya ada sesuatu seperti kaca putih. Di dalam
kaca itu, ada titik hitam. Aku pun bertanya, “Wahai Jibril, ini apa?”
Beliau menjawab, “Ini hari Jumat.” Saya bertanya lagi, “Apa maksudnya
hari Jumat?” Jibril mengatakan, “Kalian mendapatkan kebaikan di
dalamnya.” Saya bertanya, “Apa yang kami peroleh di hari Jumat?” Beliau
menjawab, “Hari jumat menjadi hari raya bagimu dan bagi kaummu
setelahmu. Sementara, orang Yahudi dan Nasrani mengikutimu (hari raya
Sabtu–Ahad).
” Aku bertanya, “Apa lagi yang kami peroleh di hari Jumat?”
Beliau menjawab, “Di dalamnya, ada satu kesempatan waktu; jika ada
seorang hamba muslim berdoa bertepatan dengan waktu tersebut, untuk
urusan dunia serta akhiratnya, dan itu menjadi jatahnya di dunia, maka
pasti Allah kabulkan doanya. Jika itu bukan jatahnya maka Allah simpan
untuknya dengan wujud yang lebih baik dari perkara yang dia minta, atau
dia dilindungi dan dihindarkan dari keburukan yang ditakdirkan untuk
menimpanya, yang nilainya lebih besar dibandingkan doanya.
” Aku bertanya
lagi, “Apa titik hitam ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah kiamat, yang
akan terjadi di hari Jumat. Hari ini merupakan pemimpin hari yang lain
menurut kami. Kami menyebutnya sebagai “yaumul mazid”, hari tambahan
pada hari kiamat.” Aku bertanya, “Apa sebabnya?” Jibril menjawab,
“Karena Rabbmu, Allah, menjadikan satu lembah dari minyak wangi putih.
Apabila hari Jumat datang, Dia Dzat yang Mahasuci turun dari illiyin di
atas kursi-Nya. Kemudian, kursi itu dikelilingi emas yang dihiasi dengan
berbagai perhiasan. Kemudian, datanglah para nabi, dan mereka duduk di
atas mimbar tersebut. Kemudian, datanglah para penghuni surga dari kamar
mereka, lalu duduk di atas bukit pasir. Kemudian, Rabbmu, Allah, Dzat
yang Mahasuci lagi Mahatinggi, menampakkan diri-Nya kepada mereka, dan
berfirman, “Mintalah, pasti Aku beri kalian!” Maka mereka meminta
ridha-Nya. Allah pun berfirman, “Ridha-Ku adalah Aku halalkan untuk
kalian rumah-Ku, dan Aku jadikan kalian berkumpul di kursi-kursi-Ku.
Karena itu, mintalah, pasti Aku beri!” Mereka pun meminta kepada-Nya.
Kemudian Allah bersaksi kepada mereka bahwa Allah telah meridhai mereka.
Akhirnya, dibukakanlah sesuatu untuk mereka, yang belum pernah dilihat
mata, belum pernah didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam
hati seseorang. Dan itu terjadi selama kegiatan kalian di hari jumat ….
sehingga tidak ada yang lebih mereka nantikan, melebihi hari Jumat, agar
mereka bisa semakin sering melihat Rabb mereka dan mendapatkan tambahan
kenikmatan dari-Nya.” (H.R. Ath-Thabrani nomor 2084).
4. Pada hari ini terdapat satu waktu di mana doa akan terkabulkan
Pada hari Jum’at terdapat satu waktu yang mubarakah (diberkahi) yang ditunjukkan oleh hadits shahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah membicarakan tentang hari Jum’at lalu beliau bersabda,
« فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ »
“Pada hari itu terdapat satu waktu
yang tidaklah seorang hamba muslim shalat berdoa memohon kebaikan kepada
Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.”
Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, -yang kami pahami- untuk
menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (HR. Bukhari nomor 893[5] dan Muslim nomor 852) [6]
5. Orang yang berjalan untuk menunaikan shalat Jum’at akan diampuni
عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِىِّ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى
الله عليه وسلم – « لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ،
وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنْ طُهْرٍ ، وَيَدَّهِنُ مِنْ دُهْنِهِ ،
أَوْ يَمَسُّ مِنْ طِيبِ بَيْتِهِ ثُمَّ يَخْرُجُ ، فَلاَ يُفَرِّقُ بَيْنَ
اثْنَيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّى مَا كُتِبَ لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا
تَكَلَّمَ الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْجُمُعَةِ الأُخْرَى »
Dari Salman Al-Farisi berkata, Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah
seseorang mandi pada hari Jum’at dan bersuci semampunya, berminyak
dengan minyaknya atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian
keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang
duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat sesuai dengan
tuntunannya, lalu diam mendengarkan khutbah dengan seksama ketika imam
berkhutbah, melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara
Jum’at tersebut dan Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari nomor 843). [7]
6. Langkah kaki orang yang shalat Jum’at bernilai puasa dan qiyam selama setahun
Diriwayatkan dari Aus bin Aus Ats-Tsaqafi -Radliyallah ‘Anhu, berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ
وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ
وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ
صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
“Barangsiapa mandi pada hari
Jum’at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak
berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan
tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya
dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud nomor 345). [8]
7. Antara Jum’at yang satu dan Jum’at
selanjutnya adalah pelebur dosa atas apa yang terjadi di antara
keduanya, dan ditambah tiga hari. Nabi Muhammad bersabda,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ « مَنِ اغْتَسَلَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ
ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ خُطْبَتِهِ ثُمَّ يُصَلِّىَ مَعَهُ
غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ الأُخْرَى وَفَضْلَ
ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ »
Dari Abu Hurairah, dari Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, “Barangsiapa
mandi lalu mendatangi shalat Jum’at. Kemudian shalat sesuai dengan yang
ditentukan untuknya kemudian diam mendengarkan khutbah hingga selesai
lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara
dua Jum’at ditambah tiga hari.” (HR. Muslim nomor 857). [9]
8. Meninggal pada hari atau malam Jum’at termasuk tanda husnul khatimah
حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَعِيدٍ التُّجِيبِيُّ، عَنْ
أَبِي قَبِيلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن عَمْرِو بن الْعَاصِ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ مَاتَ فِي يَوْمِ
الْجُمُعَةِ، أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Mu’awiyah bin Sa’id At-Tujibiy mengabarkan dari Abu Qabil, dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggal pada hari jum’at atau malam jum’at maka ia diselamatkan dari fitnah kubur.” (HR. At-Tabrani nomor 1534) [10]
9. Bergegas pergi shalat Jum’at termasuk sedekah yang paling agung.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضى الله عنه- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ « مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ
الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً ، وَمَنْ رَاحَ
فِى السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً ، وَمَنْ رَاحَ
فِى السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ ،
وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً ،
وَمَنْ رَاحَ فِى السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً ،
فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ
الذِّكْرَ » .
Dari Abu Hurairah –Radhiyallahu anhu- bahwa Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam-bersabda, “Barangsiapa
mandi janabah pada hari Jum’at, kemudian pergi pada jam pertama,
seolah-olah ia berkurban seekor onta, barangsiapa yang pergi pada jam
kedua ia seolah-olah berkurban seekor sapi, barangsiapa pergi pada jam
ketiga ia seolah-olah berkurban seekor kambing bertanduk, barangsiapa
pergi pada jam keempat ia seolah-olah berkurban seekor ayam, barangsiapa
pergi pada jam kelima ia seolah-olah berkurban sebutir telur. Jika Imam
sudah keluar –untuk berkhutbah- malaikat datang mendengarkan dzikir.
(khutbah, nasehat dan dzikir).” (HR. Bukhari nomor 841) [11].
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,
نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا
الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ فَاخْتَلَفُوا
فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنْ الْحَقِّ فَهَذَا
يَوْمُهُمْ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ هَدَانَا اللَّهُ لَهُ قَالَ يَوْمُ
الْجُمُعَةِ فَالْيَوْمَ لَنَا وَغَدًا لِلْيَهُودِ وَبَعْدَ غَدٍ
لِلنَّصَارَى
“Kita adalah umat terakhir yang
paling awal pada hari kiamat. Kita adalah orang yang pertama kali masuk
surga. Hanya saja, mereka diberi al Kitab sebelum kita, sedangkan kita
diberi sesudah mereka. Tapi mereka berselisih pendapat (tentang suatu
hari). Lalu Allah menunjukkan kebenaran kepada kita mengenai apa yang
mereka perselisihkan tersebut. Inilah hari yang mereka perselisihkan
itu, dan Allah menunjukkan hari tersebut kepada kita –beliau menyebutkan
hari Jum’at-, maka hari ini (Jum’at) adalah hari kita, besok (Sabtu)
harinya orang-orang Yahudi, dan lusa (Ahad) adalah harinya orang-orang
Nashrani.” (HR. Muslim nomor 855) [12]
Hadits di atas dikuatkan dengan hadits Hudzaifah –Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
« أَضَلَّ اللَّهُ عَنِ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا
فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ
الأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا
يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا
وَالأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِىُّ لَهُمْ قَبْلَ
الْخَلاَئِقِ ».
“Allah telah menyesatkan umat
sebelum kita perihal hari Jum’at. Umat Yahudi memiliki hari Sabtu dan
umat Nashrani memiliki hari Ahad. Lalu Allah mendatangkan kita, lalu Dia
memberikan petunjuk kepada kita tentang hari Jum’at. Dan menjadikan
(secara berurutan); hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Mereka kelak juga
mengikuti kita pada hari kiamat. Kita adalah umat terakhir dari penduduk
dunia, tetapi orang pertama yang diadili sebelum semua makhluk.” (HR. Muslim nomor 856)[13].
Demikianlah keutamaan-keutamaan hari
Jum’at yang tersebut dalam hadits Nabi sebagai motifasi bagi kita agar
senantiasa menghormati, mengistimewakan, dan mengagungkan hari mulia ini
dengan berbagai amal kebajikan. Mudah-mudahan Allah selalu menunjuki
kita kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya. Semoga.
Tulisan ini dishare ulang, dari:
Semoga Bermanfaat.....
Hasbunallah wa Ni'mal Wakiil Ni'mal Maula wa Ni'man Nashiir...
16 April, 2013
"PAKAIAN" YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA SHALAT
Shalat...
Dalam Surah An Nisaa ayat 103,Allah berfirman:
Mukena Spandex Rayon
Dalam Surah An Nisaa ayat 103,Allah berfirman:
"Sesungguhnya Shalat itu atas Al mu'minun merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya"
Hal ini juga diterangkan oleh para fuqaha, bahwa syarat sah-nya Shalat (secara jasadiyah):
1. Sudah masuk waktu sholat
2. Menghadap ke arah Kiblat
3. Suci dari hadast kecil dan hadast besar (sudah berwudhu dan sudah mandi wajib jika ada sebabnya)
4. Suci Badan, Pakaian & Tempat dari najis
5. Menutup Aurat,
2. Menghadap ke arah Kiblat
3. Suci dari hadast kecil dan hadast besar (sudah berwudhu dan sudah mandi wajib jika ada sebabnya)
4. Suci Badan, Pakaian & Tempat dari najis
5. Menutup Aurat,
Untuk laki-laki: menutupi tubuh dengan pakaian sekurang-kurangnya dari
pusat ke lutut .
Untuk Wanita : Menutup semua badan kecuali dua tapak tangan
dan muka. Berpakaianlah dengan pakaian yang bersih sempurna
dan indah karena kita akan "menyembah" Allah SWT.
Ini kadang kurang menjadi perhatian kita, yaitu kebersihan tempat shalat dan pakaian yang kita kenakan. Kalau perlu kita mempunyai tepat shalat khusus di dalam rumah kita, tidak perlu besar yang penting harus benar-benar bersih dari najis.
Memang agak miris kalau melihat tempat-tempat shalat yang kondisinya sangat memprihatinkan (bau, jorok, kotor, dsb). Kalau kita shalat di tempat seperti itu, kira-kira beradabkah kita?
Ada satu hal lagi yang ini akhirnya menjadi concern kami untuk membuat mukena (pakaian khusus shalat untuk muslimah) dengan memperhatikan syarat syah-nya shalat.
Mukena yang kami buat modelnya two piece, yaitu ada atasannya dan ada rok/bawahannya.
Kami juga sangat memperhatikan warna yang akan digunakan, kami hanya menggunakan warna-warna yang tidak mengganggu kekhusyuan muslimah lainnya (mungkin karena terlalu terang warnanya atau motifnya yang terlalu heboh.
Mukena yang kami buat (Insya Allah), sangat lebar jadi ketika takbir tidak akan terlihat tangannya. Panjang atasannya 140 cm, dengan jari-jari mukena 140 cm.
Dan bawahannya juga sangat panjang 140 cm, Insya Allah ketika sujud tidak akan terlihat kakinya.

Berikut adalah mukena bordir kerancang halus, sangat exclusive... Bisa dijadikan Hantaran Pernikahan, Hadiah Istimewa, Shalat I'ed, dsb...
Untuk koleksi lengkap mukena dapat dilihat di webstore kami:
Kenakanlah pakaian "terbaik" (bersih, wangi) ketika kita shalat, bukan berarti harus mahal. Dan perhatikan-lah ukuran mukena yang kita pakai,jangan sampai kita menggunakan "pakaian" shalat yang seadanya (bahkan kadang bau, dekil dan "kecil"). Sementara pakaian sehari-hari kita (ketika bermuamalah dengan manusia) sangat bagus dan modis, Beradabkah Kita?
Jangan sampai kita punya banyak koleksi pakaian selemari penuh, tapi untuk mukena kita sangat-sangat irit.
Untuk pemesanan bisa di webstore atau di FB pages:
ORDER & INFO:
♥ SMS/CALL 022-61613212, 0812-22213583 ♥
♥ Email: contact@rhinebutik.com ♥
♥ INBOX FB ♥
♥ SMS/CALL 022-61613212, 0812-22213583 ♥
♥ Email: contact@rhinebutik.com ♥
♥ INBOX FB ♥
15 April, 2013
TUJUH SUNNAH NABI YANG BISA KITA LAKUKAN SETIAP HARI
سْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
LILLAHI RABBIL 'ALAMIIN
Pertama,
Tahajjud karena dalam shalat Tahajjud merupakan shalat sunnah malam hari yang sangat diutamakan. Sebagai "sarana" menuju Maqam Mahmuda
Kedua,
Tilawah Al-Qur’an sebelum terbit matahari. Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur’an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.
Ketiga,
Jangan tinggalkan shalat berjamaah di masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.
Keempat,
Jaga shalat Dhuha karena kunci 'rezeki' terletak pada shalat dhuha.
Kelima
Jaga shadaqah setiap hari.
Allah menyukai orang yang suka bershadaqah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bershadaqah setiap hari. Minimal tersenyum, karena senyum itu juga bernilai shadaqah.
Keenam
Menjaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu.
Khalifah Ali bin Abu Thalib r.a berkata , “Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu shalat walau ia sedang tidak shalat, dan dijaga oleh malaikat dengan Dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia yaa Allah”.
Ketujuh,
Istighfar setiap saat. Memohon ampun setiap saat atas RASA KARSA yang tidak baik, yang akan membuat 'Gelap'Nya Sang Jiwa
Intinya adalah kita mencoba mengamalkan sunnah Rasulullah sebagai amalan harian kita, lakukanlah dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan ketekunan. Niat dalam melakukan ibadah tersebut harus satu, yaitu hanya mohon diampuni atas semua dosa yang kita lakukan (atas semua rasa karsa yang tidak baik).
14 April, 2013
Sabda Rasulullah tentang Hijab
Demi mematuhi perintah Allah dan Rasulullah. Masih
ingatkah kisah setelah Rasulullah
menyampaikan turunnya wahyu mengenai perintah berhijab yaitu Q.S. An Nuur ayat
31.
“Katakanlah kepada
wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (Kerudung) kedadanya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang
tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita…” (An-Nur:31).
Berdasar riwayat Imam Bukhari bahwasannya Aisyah RA bertutur
kisah mengenai kondisi saat itu: “Ketika turun ayat (‘…dan
hendaklah menutupkan kudungnya ke dada mereka…’) maka para wanita segera
mengambil kain sarung, kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai hijab”
[HR. Bukhari]. Subhanallah, dengan segera, yang demi mematuhi perintah Allah,
hingga mereka merobek sarung untuk jilbab darurat di kala itu. Begitu cepatnya
mereka merespon perintah Allah tersebut. Subhanalloh.
Hey Kerudung dan Jilbab itu beda loh :)
kalau dalam surah ini An Nuur 31 bukan mengenai jilbab,
tetapi mengenai kerudung.. kerudung dalam kitab Imam Al Qurthubi bahwasanya
kerudung adalah kain yang hnya menutupi kepala, bahu hingga dada wanita.
sedangkan jilbab itu d bahas dalam surah Al Ahzab ayat 59 : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin “Hendaklah mereka menutupkan
jilbab ke seluruh tubuh mereka” yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. dan Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang”.
Jadi jilbab di artikan baju yangg ukurannya besar dari
kerudung yang fungsinya menutupi dan mengulurkan ke seluruh tubuh, yg biasa
kita sebut “gamis” yangg pnjang melewati mata kaki, tidak ketat, tidak sempit,
tidak tipis dan tidak transparan, itulah Jilbab :)
Dan Kerudung adalah apa-apa yang menutupi auratnya hingga
menutupi dadanya .. :D
Sungguh Indahnya dan Baiknya Islam ini pada Muslimah bukan?
Untuk Menjaga kita.. Sabda Alloh SWT
Subhanalloh..Subahanalloh..
Subscribe to:
Posts (Atom)